Senin, 03 Juni 2013

Ekonomi indonesia, kapitalis atau sosialis?

Sistem ekonomi apa yang baik untuk indonesia? Mungkin itu yang menjadi pertanyaan di dalam diri saya. Berbagai teori ekonomi yang saya pelajari di perkuliahan tidak membuat saya puas akan pertanyaan dalam diri saya. Dokrin di kampus yang mengharuskan setiap warga negara menggunakan sistem kapitalis adalah awal konflik dalam diri saya terjadi. Karena saya tahu bahwa bukan hanya sistem kapitalis saja yang ada didunia. Indonesia yang saat ini menganut sistem ekonomi campuran atau pancasila antara sosialis dan kapitalis, namun pada kenyataannya indonesia lebih cenderung dipihak barat atau bisa dikatakan indonesia lebih cenderung memakai sistem ekonomi kapitalis (mungkin memang memakai sistem kapitalis sepenuhnya). Sistem kapitalis yang dengan idealismenya si pemilik modal adalah yang berkuasa dipopulerkan oleh Adam Smith. Teori yang mengatakan ‘mencari keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang sekecil-kecilnya’ adalah pilihan yang salah bagi negara indonesia. Banyak dari si pemilik modal hanya menjadikan buruh-buruh sebagai mesin penghasil uang. Satu peristiwa nyata yang saya ketahui ketika saya ngobrol dengan kakak yang bekerja di perusahaan vendor elektronik PT. X di daerah X. Perusahaan tersebut ingin menaikan jumlah produksi dari ± 300 produk menjadi ±500 produk per jam, buruh pada perusahaan itu dipaksa menjalani. Banyak dari buruh-buruh tersebut jatuh pingsan karena tidak kuat dengan target yang begitu besar. Dan sayangnya si pemilik modal tidak tahu menahu atas peristiwa tersebut dan tetap menjalani hingga saat ini. Sistem outsourcing yang dipakai pada perusahaan juga tidak berpihak pada rakyat. Bayangkan ketika seseorang menjadi pekerja outsourcing, dia harus siap-siap di PHK kapan saja dengan alasan mengurangi biaya produksi. Orang yang menjadi pekerja outsourcing juga tidak mendapatkan pesangon seperti halnya pekerja tetap. Secara otomatis, jika perusahaan memakai pekerja outsourcing maka perusahaan tersebut akan menghemat pengeluaran perusahaan dengan mengorbankan pekerja. Kalau kita bandingkan dengan sistem ekonomi sosialis akan jauh berbeda. Sistem yang dipelopori oleh Karl Marx lebih cenderung berpihak pada rakyat. Dalam sistem ekonominya, semua kegiatan ekonomi diatur dan direncanakan oleh pemerintah. Pihak swasta tidak memiliki kewenangan dalam kegiatan perekonomian. Semua permasalahan perekonomian yang meliputi what, how, dan for whom semuanya dipecahkan melalui perencanaan pemerintah pusat sehingga semua alat produksi dikuasai oleh pemerintah jadi secara otomatis si pemilik modal akan dibelenggu bersama idealisnya. Akan tetapi, jika saat ini indonesia memakai sistem ekonomi sosialis yang cenderung berpihak pada rakyat maka akan membuat perekonomian lebih hancur. Bagaimana tidak, saat ini saja indonesia menduduki peringkat 100 di dunia. Jika perekonomian dipegang oleh pemerintah, bayangkan apa yang akan terjadi? Oleh karena itu, jika ingin memakai sistem ekonomi sosialis untuk indonesia haruslah membunuh tuntas tikus-tikus yang ada dipemerintahan hingga akar-akarnya. Sayangnya hal tersebut tidak akan bisa pada indonesia. Walaupun indonesia sudah memiliki lembaga independent pemberantas korupsi KPK. Akan tetapi jika ditanya kepada saya, ‘Sistem ekonomi apakah yang ada di indonesia?‘ maka saya akan menjawab sistem ekonomi sosialislah yang bagus akan tetapi harus memberantas duli tikus-tikus yang ada.

0 komentar:

:a: :b: :c: :d: :e: :f: :g: :h: :i: :j: :k: :l: :m: :n:

Posting Komentar